This is a site about Tiens evagrow fertilizer can increase crop yields and create a 100% organic

Padi Organik S R I


CARA MENINGKATKAN PRODUKSI PADI

 

Pemanfaatan Kompos

Faktor penting dalam penerapan metode SRI – EvaGROW di sawah adalah penggunaan pupuk kompos. Setiap hektar sawah membutuhkan minimal 8 ton kompos. Kompos dibuat oleh petani sendiri dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitar, seperti kotoran hewan (KOHE), jerami, dedak padi, rumput, daun dan sampah rumah tangga. Proses pengomposan dilakukan selama musim pemeliharaan tanaman, yaitu 3-4 bulan. Ketika musim tanam berikutnya, petani telah memiliki persediaan kompos yang cukup untuk ditaburi di lahan sawah sebagai pupuk dasar pengganti pupuk urea.

Menaburkan Kompos ke lahan sebelum menanam bibit padi

Hemat Air

Dalam sistem persawahan biasa, lahan lebih banyak digenangi air, akibatnya pasokan air yang cukup menjadi penting. Sebaliknya pada sistem SRI – EvaGROW, kebutuhan air diperlukan hanya setengah hingga sepertiga dari cara konvensional. Lahan sawah dikondisikan lembab atau macak-macak tanpa digenangi. Hal ini memungkinkan terjadinya penghematan penggunaan air sampai 60%.

Sawah dalam kondisi macak-macak, tidak digenangi air

Hemat Bibit

Bibit tanaman padi yang digunakan adalah bibit yang berumur muda, yaitu antara 7 – 12 hari di persemaian. Kemudian bibit ditanam di lahan sawah dengan jumlah satu bibit untuk satu lubang tanam (dapuran). Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi persaingan atau kompetisi dalam mendapatkan hara makanan. Tanam bibit tunggal dan jarang dimaksudkan agar pertumbuhan padi menjadi maksimal, anakan yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan sehat. Rata-rata anakan yang dihasilkan lebih dari 60 batang. Pertumbuhan ini didukung dengan penyebaran akar yang luas dan kokoh, sehingga memungkinkan akar menyerap nutrisi secara efektif. Sistem ini mengakibatkan penggunaan bibit menjadi lebih sedikit. Untuk satu hektar sawah membutuhkan tidak lebih dari 6 kg bibit.

Proses menanam bibit padi berusia muda dan tunggal

Penggunaan Pupuk Hayati EvaGROW
Penggunaan pupuk kimia tambahan seperti urea, NPK, KCL dan ZA dalam metode SRI ditiadakan. Karena kita tahu persis bahwa pupuk kimia inilah yang menyebabkan terjadinya degradasi kesuburan tanah. Tanah menjadi tandus, sulit menyerap air, tidak respon terhadap unsur hara atau pemupukan, kebanyakan tanah menjadi keras, liat dan membatu. Sebagai gantinya, petani diajurkan menggunakan pupuk hayati EvaGROW yang berbasis mikroba ‘baik’ untuk memaksimalkan asupan nutrisi ke tanaman padi.

Penggunaan pupuk hayati EvaGROW secara rutin dan teratur sesuai petunjuk, akan mampu meningkatkan kesuburan tanah yang pada akhirnya meningkatkan produksi padi hingga lebih dari 8 ton/ hektar GKG.

Penggunaan Pupuk Hayati EvaGROW secara teratur akan meningkatkan produksi padi

Pengendalian Hama

Masalah hama dan penyakit tanaman pada padi dapat dicegah dengan cara pengendalian hama terpadu. Cara ini lebih kepada upaya mengendalikan berbagai unsur-unsur ekosistem di lahan sawah. Cara tanam SRI – EvaGROW dapat menekan gangguan hama secara sangat berarti tanpa harus menggunakan bahan kimia antihama.

Menurut pakar SRI dari ITB, Dr. Mubiar Purwasasmita, banyak jenis serangga yang hidup bersama dengan tumbuhnya tanaman padi, namun mereka tidak sempat menjadi hama karena dengan cara seksama kondisi mikro-klimatnya tidak memberi cukup waktu kepada serangga untuk dapat berkembangbiak secara leluasa. Serangan keong pun dapat ditekan karena tanah tidak direndam. Kegiatan pengendalian hama terpadu secara mandiri oleh petani memungkinkan terjadinya penghematan dalam penggunaan racun hama kimia.

Penyiangan Gulma

Proses penyiangan dilakukan lebih dari 4 kali. Penyiangan ini dimaksudkan bukan saja untuk menghilangkan gulma tetapi terutama untuk menjaga pasokan udara ke dalam tanah. Pengurangan 1 kali penyiangan dapat menurunkan produksi padi hingga 1,2-1,5 ton/ha.

Dalam metode SRI – EvaGROW bukan saja tingkat produktivitas padi yang tinggi dapat dicapai tetapi juga meningkatkan struktur dan kondisi lahan sawah serta membaiknya lingkungan hidup biotik di persawahan.

Melalui penerapan metode SRI – EvaGROW kita dapat melakukan perubahan untuk peningkatan produksi padi yang lebih tinggi, lebih baik mutunya, lebih sehat dan berkesinambungan, semoga.


Tinggalkan komentar